Pengejar Malam

                                     Pengejar Malam

kamu, kamu yang hina.
Di pandang sebelah mata oleh para penikmat dunia.
Mereka hanya menkmati kamu serta Cacian, hinaan,
bahkan sebagian orang tag segan - segan
memberi tendangan atau sesuatu yang membuat
tak terlupakan oleh kamu, oleh kamu yang pencari rezeki
yang tak seberapa dibandingkan dengan pengorbanan yang
kamu lakukan di malam hari.

         Mungkin bagi orang pekerjaan ini HARAM, gak BERMORAL.
         Tapi bagi mereka pekerjaan ini segalanya, pekerjaan yang mampu
         membuat mereka hingga akhir ini bisa merasakan hangat nya mentari.

Sebenarnya, ingin sekali mereka keluar dari cengkraman dosa itu,
ingin mengundurkan diri dan cepat - cepat bertobat.
Tapi niat itu hanya seperti debu yang hilang begitu saja bagaikan
debu yang hilang begitu saja bila ditiup oleh angin.

        Tawa yang mereka keluarkan dari bibir merah merek tidak sama seperti
        dalam hati kecil mereka,  ingin mereka marah pada manusia TIKUS tapi
        apa daya, itu hanyalah sia - sia.  Mereka sama sekali tidak dianggap,
        pendapat mereka sama sekali tidak didengarkan,
        mereka hanya dianggap seperti asap pabrik yang lintas begitu saja,
        menyebar luas tapi  dapat membawa dampak yang begitu besar bagi
        penduduk yang disekitar nya.


Air mata dan suara jeritan  buah hatilah yang membuat mereka
hingga skarang ini masih tetap bertahan.
Lelah, Letih, Bosan, bahkan penyakit yang mulai menusuk tubuh  mereka,
tapi itu semua dilalui mereka dengan senyuman yang sekali - sekali
senyuman mereka diikuti dengan air mata,
apalagi ketika mereka dipermainkan oleh  masyarakat,
harga diri mereka layaknya sudah seperti buah yang dicicipi dahulu tetapi,
apabila tidak nikmat, dihiraukan begitu saja

Jadi buat para manusia yang memandang rendah PENCARI MALAM jangan pernah  sepele, tetapi itu tugas kita untuk membawa mereka ke jalan yang Benar.

                        By:  Rafika Bregaz Sitorus